Kegaduhan Pagi Hari dalam Komplek

Hhhh... Izinkan aku memulai tulisan ini dengan menghela nafas sejenak.. 

Ada pepatah mengatakan, hari yang baik dimulai dengan pagi yang baik. So, dapat aku katakan hariku hari ini akan sangat tidak baik. Why? Karena pagi-pagi sekali aku sudah mendengar keributan dari seorang tetangga yang toxic, aku katakan toxic karena keluarga saudara bersaudara ini ga hanya menimbulkan kegaduhan sekali atau dua kali, mereka seringkali merasa berkuasa dan semena-mena karena merasa memiliki tanah yang ditempati penduduk komplek ini (padahal, tanah mereka sudah dibeli cash oleh penduduk sini). 


Drama pagi ini dimulai dengan masalah kucing, yep, kucing.. Sebuah persoalan klasik yang sering terjadi dan sampai sekarang belum ketemu titik temu dan penyelesaiannya. 


Disclaimer : Tulisan ini ga memihak/membela siapapun, tidak mengatakan ini benar atau salah. 


Aku hanya bersimpati dengan tetanggaku yang selama ini hidup sendiri, bisa dikatakan dia anak yatim piatu, hanya tinggal sendiri di rumah itu, orang tuanya sudah lama meninggal dan usianya masih tergolong muda. Dia tidak bekerja saat ini (setau aku) kalaupun bekerja dia kerja serabutan saja. 


Dia punya rumah cukup besar namun sudah bobrok, beberapa dindingnya yang terbuat dari kayu lepas dan setengah dindingnya bolong jadi sangat tidak safety, setau aku dinding lapuk itu jatuh akibat getaran yang ditimbulkan oleh sound system acara resepsi salah satu warga sini. Sound system tersebut diletakkan di tepat di teras rumahnya dan diapun bergeming, tak melakukan apa-apa terhadap masalah tersebut. 


Sayangnya, dia memelihara banyak kucing didalam rumahnya, mungkin karena dia hidup sendirian dan untuk mengusir rasa sepi saat berada dirumah. Aku bisa mengerti itu.. Hidupnya cukup keras semenjak ayahnya sakit dan dia jadi tulang punggung. 


Pagi ini ceritanya dia dilabrak sama tetangga satunya yang tadi ku sebut toxic karena katanya kucing nya berak di halamannya tetangga toxic, dan banyak banget. Aku juga bisa mengerti dengan situasi ini, siapapun pasti marah. Tapi aku kemarahannya sangat ga terkendali, banyak ucapan-ucapan ga pantas dilontarkan, padahal belum tentu kucing nya yang berak disana karena ga ada bukti, dan aku pernah nge-gap kucing bagus, anggora, kuning, yang pernah berak disitu dan setau itu itu bukan kucing tetanggaku itu. 

But, siapa yang berani melawan orang yang tidak waras itu? Dikatakan seperti itu karena memang menurut kebanyakan orang sini, dia sudah bermasalah dengan banyak orang karena merasa berkuasa dan semena-mena dengan orang lain apalagi yang terlihat lebih miskin. 

Untungnya dia ga melawan dan hanya berdiam diri kemudian masuk kerumah. Jangan ditanya kondisi teras rumahnya, teras rumahnya bau eek yang dilempar oleh si toxic bersama batu-batu kerikil dan motornya pun ga luput dari kotoran-kotoran itu. 

Impas, ku anggap. 

Kata-kata yang keluar dari mulutnya sangat kotor mengatai orang, tidak waras, bodoh, ga punya otak, dll. 

Nabi saja sangat melarang tindakan menghardik anak yatim karena itu akibatnya juga tidak main-main. 


Bagaimana kalau anak yatim tersebut melakukan kesalahan? Apakah tetap layak di hardik dan dibentak? 

Aku rasa, ini adalah keistimawaan yang didapat oleh anak yatim sampai-sampai mereka disebutkan beberapa kali di dalam Al-Qur'an. 

Jika ingin mendidik dan memberi tau, pelan-pelan lah dibicarakan, jangan langsung menghardik, membentak, mengatai yang tidak pantas, sampai berbuat buruk seperti yang dia lakukan. 

Hati aku sakit banget melihat kejadian itu, aku juga cemen, ga bisa berbuat apa-apa untuk membelanya, aku juga ga bisa mendukung finansialnya karena aku juga pas-pas an 😭

Aku hanya berdoa yang terbaik untuk dia, semoga dia kuat, ikhlas, dan sabar. Semoga derajatnya diangkat oleh Allah SWT, semoga dia menemukan orang yang baik untuk mendampingi hidupnya kelak. Maaf kan aku yang cemen ini.. 

Mereka yang sama-sama berduit, memiliki mobil dan rumah bagus tadi saling berkumpul dan saling mendukung satu sama lain, tanpa memedulikan kesusahan orang lain. 

Mungkin, hanya dengan dikelilingi anabul kesayangannya dia sudah merasa memiliki dunia dan seisinya, dia merasa sangat bahagia walau hidup sendiri tanpa orang tua dan penopang. 

Aku tidak membenarkan perbuatannya, tapi aku melihat dari sisi dia sebagai yatim yang pasti hidup sangat sulit dijalani di usia semuda itu. 


Kalau kalian bertanya kenapa dia ga pindah saja atau jual rumahnya yang besar itu lalu pindah ketempat yang lebih kecil, menjual rumah ga semudah itu, terlebih rumahnya cukup bobrok, orang akan berpikir dua kali untuk membelinya. 


Aku juga pernah terganggu dengan hal serupa, tapi aku ga membesar-besarkan masalah tersebut dan ku anggap biasa. Hitung-hitung untuk menambah pahala dengan cara yang sangat mudah. Beda urusan dengan sampah yang ga bisa di daur ulang seperti sampah plastik, menurutku itu sebuah kejahatan kalau membuang sembarangan dengan sengaja ketempat orang lain. 


Tapi pemikiran orang beda-beda, aku ga tau masalah apa yang dihadapi para orang kaya sampai bisa seemosi itu dengan orang lain yang ga punya apa-apa bahkan ga punya orang tua untuk membela mereka. 


Sekian. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujian Terberat Sepanjang Hidup, Dimulai pada Bulan September 2022

Apa Kabar Kehidupan Bertetangga Kalian?

Aku Merasa Tidak Diinginkan tapi Dibutuhkan